Rabu, 30 Desember 2020

Budaya Positif Sekolah


             Sekolah adalah institusi pembentukan karakter. Menurut Ki Hadjar Dewantara,  “Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya” (dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20). Sebagai guru perlu membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berbudaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat.Karakter yang diinginkan adalah pelajar yang  beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketakwaannya termanifestasi dalam akhlak yang mulia terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan negaranya. Ia berpikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan sebagai panduan untuk memilah dan memilih yang baik dan benar, bersikap welas asih pada ciptaan-Nya, serta menjaga integritas dan menegakkan keadilan. Pelajar Indonesia senantiasa berpikir dan bersikap terbuka terhadap kemajemukan dan perbedaan, serta secara aktif berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan manusia sebagai bagian dari warga Indonesia dan dunia. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Pelajar Indonesia memiliki identitas diri merepresentasikan budaya luhur bangsanya. Ia menghargai dan melestarikan budayanya sembari berinteraksi dengan berbagai budaya lainnya. Ia peduli pada lingkungannya dan menjadikan kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong. Pelajar Indonesia merupakan pelajar yang mandiri. Ia berinisiatif dan siap mempelajari hal-hal baru, serta gigih dalam mencapai tujuannya. Pelajar Indonesia gemar dan mampu bernalar secara kritis dan kreatif. Ia menganalisis masalah menggunakan kaidah berpikir saintifik dan mengaplikasikan alternatif solusi secara inovatif. Ia aktif mencari cara untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri dan bersikap reflektif agar dapat terus mengembangkan diri dan berkontribusi kepada bangsa, negara, dan dunia. 

Tujuan dari pendidikan karakter secara luas (CCR, 2015) adalah : 

❏ Untuk membangun fondasi dalam pembelajaran seumur hidup

❏ Untuk mendukung relasi yang baik di dalam tempat tinggal, komunitas, dan tempat kerja 

❏ Untuk mengembangkan nilai-nilai (values) personal dalam berkontribusi di kehidupan global

             Tujuan utama dari pendidikan karakter juga bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menumbuhkan moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat.

             Menurut Character Education Partnership (2010) ada beberapa panduan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah agar program yang dibentuk dapat berjalan dengan efektif :

1. Nilai inti (Core values) yang disusun didefinisikan, dilaksanakan, dan tertanam dalam budaya sekolah  

2. Karakter harus secara komprehensif menggambarkan cara berpikir, merasa, dan berperilaku

3. Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan proaktif untuk mengembangkan karakter

4. Sekolah harus menjadi komunitas yang menunjukkan rasa peduli  

5. Untuk mengembangkan karakter, murid membutuhkan kesempatan agar dapat berperilaku baik secara moral

6. Melibatkan seluruh staf sekolah

7. Memerlukan kepemimpinan positif (positive leadership) dari staf sekolah dan murid

8. Melibatkan orang tua dan komunitas sekolah lainnya

9. Menilai hasil pendidikan karakter dan melakukan improvisasi secara berkala

Menmbangun budaya positif di sekolah tidaklah mudah, kita harus memulai membangun hubungan yang baik antara guru dan murid. Untuk itu kita perlu mempelajari 5 posisi kontrol guru.


 Kita juga perlu mempelajari tentang disiplin dan hukuman. Yang manakah yang efektif dalam menumbuhkan budaya positif di sekolah.  Kita seringkali memandang bahwa hukuman adalah bentuk yang sama dengan proses pen-disiplin-an dan memberikan hukuman sebagai salah satu langkah dalam proses disiplin murid. Padahal, disiplin dan hukuman memiliki arti yang berbeda dan memberikan efek yang sangat berbeda dalam pembentukan diri murid. Disiplin merujuk pada praktik mengajar atau melatih seseorang untuk mematuhi peraturan atau perilaku dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sementara hukuman dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku murid, disiplin dimaksudkan untuk mengembangkan perilaku para murid tersebut serta mengajarkan murid tentang kontrol dan kepercayaan diri dengan berfokus pada apa yang mampu mereka pelajari.

Disiplin sebaiknya juga menerapkan hal-hal berikut ini:

 • Fokus dalam mengoreksi dan mendidik

 • Mendorong tanggung jawab dan disiplin diri

 • Jangan pernah merusak atau membahayakan martabat pelajar atau pendidik

Berikut adalah tabel perbedaan disiplin daan hukuman :

 


.             Salah satu langkah dalam menerapkan budaya disiplin positif adalah dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan. 

Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap pengajar. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.

 Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap pengajar. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid. Dalam menyusun kesepakatan kelas, guru perlu mempertimbangkan hal yang penting dan hal yang bisa dikesampingkan. Murid dapat mengalami kesulitan dalam mengingat banyak informasi, jadi susunlah 4 - 8 aturan untuk setiap kelas. Jika berlebihan, murid akan merasa kesulitan dan tidak mendapatkan makna dari kesepakatan kelas tersebut. Kesepakatan harus disusun dengan jelas sehingga murid dapat memahami perilaku apa yang diharapkan dari mereka. Kesepakatan yang disusun perlu mudah dipahami dan dapat langsung dilakukan. Kesepakatan perlu dapat diperbaiki dan dikembangkan secara berkala, seperti setiap awal semester. Untuk mempermudah pemahaman murid, kesepakatan dapat ditulis, digambar, atau disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan disadari oleh murid. Strategi lain adalah dengan mencetaknya di setiap buku laporan kegiatan murid. Hal ini menjadi strategi yang baik untuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.

Selanjutnya kita akan belajar tentang disiplin positif.  Disiplin Positif sebagai landasan budaya positif dalam membangun hubungan guru dan murid di sekolah. 

Disiplin Positif adalah sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab, penuh hormat, dan kritis. Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan hati, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa (termasuk orangtua, guru, penyedia penitipan anak, pekerja muda, dan lainnya). 

KRITERIA UTAMA DISIPLIN POSITIF

  panduan dalam membangun hubungan dengan murid. 

1. Bersikap baik dan tegas di saat yang bersamaan (menunjukkan sikap hormat dan memberi semangat). 

2. Membantu murid merasa dihargai dan memiliki keterikatan antara dirinya dengan guru dan teman di kelasnya, sehingga ia merasa menjadi bagian dari kelas. 

3. Memiliki komitmen untuk mempertimbangkan efektivitas dan dampak jangka panjang bagi proses belajar murid dari tindakan yang diambil (misalnya; pemberian hukuman bersifat dapat menyelesaikan masalah dalam jangka pendek, tetapi berpotensi memberikan dampak negatif dalam proses belajar pada anak yang bersifat jangka panjang). Dengan begitu, pendidik fokus pada perubahan dan peningkatan perilaku yang menetap, bukan hanya pada perilaku yang berhasil ditampakkan pada saat itu. 

4. Menerapkan disiplin positif berarti membekali murid dengan keterampilan sosial dan mendukung pertumbuhan karakter yang baik seperti rasa hormat, kepedulian terhadap orang lain, komunikasi yang efektif, pemecahan masalah, tanggung jawab kontribusi, kerja sama. 

5. Mengajak murid untuk menemukan bagaimana mereka mampu dan dapat menggunakan kekuatan diri mereka dengan cara yang membangun. 

Menciptakan visi bersama untuk membangun budaya positif  

Visi yang dikembangkan harus mendukung hal-hal berikut ini: 

● Penciptaan lingkungan belajar yang ramah murid di mana murid, pendidik, dan orang tua merasa dihargai dan didukung; serta di mana murid merasa bebas untuk mengekspresikan pandangan mereka dan didorong penuh untuk mencapai potensi yang mereka miliki. 

● Pengajaran dan penguatan positif yang bertujuan untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan peduli. 

● Strategi untuk mengurangi perilaku yang tidak dapat diterima yang melibatkan semua pemangku kepentingan yaitu, pendidik, orang tua, murid dan manajemen sekolah.


 ( Sumber Tulisan ; Modul 1.4 Program Guru Penggerak )

 

Selasa, 01 Desember 2020

PGP-1-Kabupaten Kapuas-Agathe-1.2-Aksi Nyata

Pada masa pandemi Covid -19 pembelajaran tatap muka belum diperbolehkan pada wilayah zona merah, tetapi guru tetap harus melaksanakan penilaian sikap sekaligus mengembangkan penguatan pendidikan karakter murid. Murid tidak terlepas dari keluarga. Oleh karena itu sangat diperlukan dukungan dan kerjasama dari orang tua dalam melaksanakan program ini. Program ini saya namakan Program Kolaborasi Guru dan Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak.

SMPN 2 Selat memiliki program wali kelas permanen selama 3 tahun, artinya wali kelas akan menuntun anak didiknya dari kelas 7 sampai dengan kelas 9. Tentu bukanlah waktu yang singkat. Oleh sebab itu saya sebagai wali kelas 7D memiliki impian anak didik saya terkhusus 7D memiliki karakter yang kuat. Karena karakter adalah kunci keberhasilan  mereka. 

Melalui program ini, saya mau mengembangkan nilai-nilai beriman dan berakhlak mulia, tanggung jawab dan nilai mandiri.

Pertama, saya koordinasi dengan Kepala Sekolah sekaligus minta pendapat dan menanyakan jadwal agar beliau bisa hadir dalam kegiatan zoom dengan orang tua siswa.

Kedua, saya harus mencari data no hp/wa orang tua siswa 7D. Saya mencari data dengan tata usaha yaitu formulir pendaftaran mereka saat mendaftar masuk SMPN 2. Setelah itu saya membuat grup WA orang tua 7D.

Ketiga, saya menyiapkan google form untuk disi oleh orang tua siswa. Saya berkolaborasi dengan guru agama Islam, guru Agama Kristen dan Kepala Sekolah tentang isi dari google form yang saya buat.

Keempat, saya menyampaikan undangan dan membagikan link zoom keadaan orang tua siswa 7D melalui grup WA.

Kelima, pelaksanaan zoom dimulai dengan pembukaan, doa, kata pengantar dari Kepala Sekolah,presentasi tentang program kolaborasi orang tua dan guru dalam pembentukan karakter anak, dan diakhiri tanya jawab.

Secara singkat, saya meminta orang tua siswa mengisi google form berikut ini dan mengirimkan foto kegiatan anak mereka saat ibadah, belajar dan membantu orang tua di rumah. Saya meminta orang tua untuk  mengisi isian google form dan foto kegiatan anak pada hari Rabu dan Sabtu melalui grup WA.

Hasil dari aksi nyata yang dilakukan adalah ada terjalin komunikasi antara guru dan orang tua siswa, ada pembiasaan baik yang dilakukan oleh siswa dan  jika dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan karakter  baik bagi mereka.

Saya sangat senang karena dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang tua siswa, mereka merespon bahkan ada yang berharap supaya kegiatan ini tetap berlanjut. Tetapi kendala yang saya hadapi adalah ada beberapa orang tua siswa yang tidak dapat bergabung, mungkin karena masalah teknis karena pertemuan lewat zoom atau mis komunikasi lainnya. 

Untuk selanjutnya saya akan mengkomunikasikan kembalib ke forum orang tua saat pembagian raport nanti. 





















Cetak sertifikat mailings

 1. Buat sertifikat di canva unduh pdf 2. Ubah pdf ke word 3. Siapkan dokumen Exel yang nama sekolah no 4  klik mailings 5. Pilih select rec...