Rabu, 28 Oktober 2020

PGP-1-KAPUAS KALTENG-AGATHE-1.1.- Aksi Nyata

Judul                  :    Pembelajaran Di Luar Kelas Melalui Budi Daya Sayuran Hidroponik

Nama Peserta    : Agathe

Latar Belakang 

Pada masa pandemi peserta didik banyak menghabisi waktu di rumah, namun penanaman nilai-nilai karakter yaitu gotong royong  sesuai dengan profil pelajar Pancasila tetap harus dilakukan. Dalam kurikulum IPA kelas IX juga terdapat indikator pembelajaran yaitu menyajikan hasil karya dari perkembangbiakan tumbuhan. Oleh sebab itu kegiatan belajar di luar kelas yaitu di rumah siswa dilakukan. Karena masa pandemik kami kelompokan  siswa 5 orang per kelompok. Dan terdiri dari 4 kelompok sesuai lokasi rumah terdekat. Pembelajaran ini membutuhkan kerjasama di antara anggota kelompok, baik itu mulai dari menyiapkan alat dan bahan, pembibitan dan sampai pada  pemeliharannya. Selain itu banyak nilai-nilai karakter yang dikuatkan disana seperti tanggung jawab, dsiplin dan mandiri. Dan yang paling penting juga, peserta didik memiliki ketrampilan bertanam hidroponik.

Tujuan

Peserta didik diharapkan menunjukkan sikap gotong royong.

Deskripsi Aksi Nyata

1.  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan kesepakatan bersama peserta didik artinya mereka  memilih mau bergabung dengan kelompok yang mana atau memilih tidak ikut dalam proyek hidroponik juga boleh, tidak dipaksa ( berusaha menciptakan suasana yang nyaman buat peserta didik).

2.   Melakukan tutorial tentang berhidroponik secara bergantian, kelompok 1 dan 2 digabung menjadi 1. Kelompok 3 dan 4 Sehingga ada 2 kali tutorial untuk 4 kelompok. Tutorial dilaksanakan di rumah seorang ahli hidroponik

3.      Menyiapkan alat dan bahan bersama peserta didik.

4.     Peserta didik secara berkelompok mempersiapkan kegiatan sesuai dengan prosedur kegiatan.

5.  Peserta didik melaksanakan kegiatan didampingi guru pendamping (beberapa guru membantu pelaksanaan)

6.      Pemeliharaan oleh siswa  dievaluasi melalui WA grup

Hasil dari Aksi Nyata Yang Dilakukan:

1.      Siswa memiliki ketrampilan untuk menanam sayuran hidroponik

2.      Siswa belajar dalam suasana menyenangkan karena berada di luar kelas yaitu di rumah siswa itu sendiri

3.      Siswa saling bergotong royong untuk mempersiapkan  alat dan bahan, melakukan penyemaian, memelihara tanaman sampai saatnya panen.

Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan (Kegagalan maupun Keberhasilan )

Pembelajaran di luar kelas dan dibagi dalam beberapa kelompok ini memerlukan kerjasama guru-guru lain, karena rumah siswa tempat budidaya sayuran hidroponik berjauhan, jadi hal ini memerlukan waktu dan tenaga, apabila dikerjakan dengan dibantu guru lain maka akan lebih efesien.

Dalam memilih siswa, diperlukan kejelian guru didalam melihat bakat dan minat mereka. Akan lebih baik jika memilih siswa yang senang bercocok tanam. Dan untuk siswa lainnya, dikelompokkan ke dalam bakat dan minat yang sesuai.

Pembelajaran di luar kelas ini cukup berhasil karena memberi ketrampilan kepada siswa secara langsung, hal itu juga merupakan modal bagi mereka dalam bermasyarakat nantinya.

Kegagalannya juga ada yaitu dalam hal mengevaluasi aktivitas mereka, saya tidak konsisten. Karena hal ini tugas kelompok tetapi dikerjakan di salah satu rumah siswa. Seharusnya saya, memberi tugas untuk mereka mengupload di wa grup setiap  mereka mengamati ataupun memelihara tanaman tersebut. Ada  dokumentasi tapi hanya beberapa.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Saya akan menyiapkan lembar kerja hasil pengamatan kepada mereka. Yang berisi juga perkiraan tanggal pemindahan ke net pot dan panen. Karena ini baru pertama kali jadi saya sendiri masih mengira-ngira. Untuk ke depan sudah ada perkiraan yang pasti untuk jadwalnya.

Dokumentasi

Pelaksanaan tutorial bersama ibu Meihuwu Yatini, SP

 


Persiapan Alat dan bahan oleh masing-masing kelompok



Pelaksanaan Kegiatan




Lembar Observasi siswa

Lembar evaluasi nilai gotong royong

Hasil tanaman




Selasa, 27 Oktober 2020

Filosofi Ki Hadjar Dewantara

 


Kalau saya renungkan betapa berat tugas para pendidik pada zaman penjajahan dan setelah penjajahan. Baik dari segi kognitif, psikomotorik dan afektif.  Dengan mendapat pengalaman belajar yang dijalaninya, Ki Hadjar Dewantara menemukan pemikiran tentang pendidikan. Sebelum melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan dan akan saya lakukan ke depan. Mari bersama saya belajar apa sebenarnya filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Filosofi KHD

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.

Pendidikan dan kebudayaan adalah satu kesatuan yang utuh. Untuk mencapai kebudayaan yang kita mimpikan, peradaban yang kita cita-citakan, pendidikan adalah pondasinya. Tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pekerjaan kita bukan hanya untuk mengajar dan mendapat nilai siswa yang baik, tetapi pekerjaan kita adalah untuk membentuk peradaban. Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan.

Kedua, inti dari filsafat Ki Hadjar Dewantara adalah perubahan. Analogi yang tepat untuk menggambarkan filsafat KHD adalah seperti tata surya selalu bergerak tidak pernah berhenti dari waktu ke waktu. Karena itu bagi KHD, kebudayaan itu tidak boleh statis, tetapi dinamis. Dalam upaya pemeliharaan kebudayaan harus bergerak sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Jika kebudayaan itu terisolasi maka kebudayaan itu menuju kehancuran. Pendidikan itu juga harus berubah menjawab tuntutan zamannya. Karena kalau dalam tata surya itu, kalau planet itu berhenti maka akan terjadi kekacauan.

Dalam tata surya planet-planet tidak sama, ada keberagaman. Dalam melihat planet-planet ini, inilah yang kita lihat dalam kebudayaan dan pendidikan. Dalam kebudayaan tidak ada yang sama, jika kita melakukan pertukaran kebudayaan itu bukan untuk menyamakan tetapi untuk menguatkan identitas dari masing-masing kebudayaan. Dan kebudayaan itu terus berputar pada sumbu yang sama. Dimana sumbunya itu adalah nilai-nilai kemanusiaan. Dan ini adalah hal yang esensi dari kebudayaan yaitu nilai-nilai kemanusiaan .

Sama halnya dengan pendidikan, anak tidak pernah ada yang sama. Menurut KHD biarlah anak-anak itu tumbuh dengan keunikannya masing-masing. Sama seperti planet, planet Mars bergerak cepat, sedangkan planet Yupiter bergerak lambat. 

Lalu apa relevansi pemikiran KHD terhadap transformasi pendidikan. Filosofi KHD adalah tentang perubahan. Ada 3 kerangka perubahan KHD :

1. Kodrat Keadaan ( kodrat alam dan kodrat zaman)

Dalam melakukan perubahan kita harus melihat kodrat keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam terkait dengan keadaan dimana seseorang itu ada. Kalau daerah pertanian berbeda dengan daerah pegunungan, yang dua musim berbeda dengan daerah yang empat musim. Yang berikutnya adalah kodrat zaman, meskipun alamnya sama seperti daerah Bandung, Semarang, Jakarta dll tidak pernah sama dari waktu ke waktu. Jakarta tahun 1950 berbeda dengan 2020 dan akan berbeda dengan Jakarta tahun 2050. Masing-masing zaman memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Pada saat ini tantangan kita adalah bagaimana menjawab revolusi 4.0. 

2. Prinsip perubahan

Prinsip dalam melakukan perubahan. Ada azas Trikon ( kontinuitas, konvergensi, konsentris).  Menurut KHD dalam melakukan perubahan kita harus melakukan dialog kritis tentang sejarah. Kita harus menjaga nilai utama dari masyarakat kita harus berakar pada  identitas utama dari masyarakat kita . Walaupun harus selalu berubah sesuai tuntutan zaman, tetapi nilai esensi dari sebuah masyarakat harus tetap dijaga, harus tetap ada dialog kritis sehingga kontinuitas itu tetap terjaga. Dalam bergerak maju ke depan, kita tidak boleh lupa akan akar nilai budaya yang hakiki dari masyarakat.

Konvergensi. Maksudnya perubahan-perubahan yang kita lakukan itu harus menuju pada satu titik yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Konsentris.  Walaupun menuju sumbu yang sama, nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan harus menghargai keragaman dan kemerdekaan pemelajar, karena setiap orang berputar dan beredar sesuai orbitnya. Karena itu pendidikan harus menghargai keunikan, pendidikan itu harus memerdekakan. Biarlah anak-anak itu bergerak sesuai sumbunya dan orbitnya.

Menurut KHD, pendidik itu sama seperti petani. Petani banyak sekali memiliki bibit, ada bibit padi, jagung dan kedelai. Jangan pernah berharap bibit jagung tumbuh menjadi padi. Jangan pula memelihara jagung dengan ilmu memelihara padi. Masing-masing memiliki keragamannya dan itulah yang dihadapi pendidik.

3. Apa yang berubah?

Yang berubah disini adalah budi pekerti. Budi itu cipta, rasa dan karsa. Cipta itu pikiran, rasa itu perasaan dan karsa itu kemauan. Pekerti itu maksudnya tenaga atau raga. Dalam filosofi pendidikan KHD, ini harus seimbang terjadinya perubahan tersebut. Pendidikan itu harus holistik, harus seimbang. Kalau  pendidikan  ini  dapat kita lakukan dengan seimbang maka menurut KHD kita dapat mencapai kesempurnaan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan. Artinya akan lahir anak-anak dengan kebijaksanaan. Dan apabila terjadi ketidakseimbangan maka akan menghasilkan anak-anak yang langka terhadap kebijaksanaan.

Yang keberikutnya adalah keharusan untuk memandang anak dengan rasa hormat, berorientasi pada anak. Jadi apa tujuan pendidikan kita? Itu adalah murid. Semua yang kita lakukan harus berorientasi penuh pada murid. Sesuatu dengan azas KHD pada Taman Siswa, bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak. 

Bagaimana pembelajaran yang saya lakukan selama ini? Selama ini saya secara tidak langsung mengabaikan keragaman yang dimiliki siswa dalam hal pembelajaran secara klasikal. Padahal mereka memiliki keragaman  bakat dan minat, dan kecepatan menerima pelajaran.

Mestinya saya harus mengidentifikasi dulu kemampuan dan bakat mereka melalui tes awal setelah itu baru dilakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan hasil identifikasi tersebut.

Setelah mempelajari filosofi pendidikan KHD ini, saya menyadari bahwa peran saya sebagai guru sangat penting di dalam menyiapkan anak-anak yang penuh kebijaksanaan di masa yang akan datang, pekerjaan saya adalah membentuk peradaban dimasa yang akan datang, untuk anak-anak. tetap memiliki nilai- nilai kemanusiaan dan dapat menghadapi kodrat zamannya. Salam calon guru penggerak...salam bahagia


Senin, 19 Oktober 2020

7 Profil Pelajar Pancasila



Kerangka Filosofi "Merdeka Belajar" mengacu pada 7 Profil Pelajar Pancasila, yaitu :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia.
2. Kreatif
3. Gotong Royong
4. Berkebhinekaan Global
5. Bernalar Kritis
6. Mandiri

Tujuan utama yaitu pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Tujuan utama Pendidikan Nasional Indonesia sejalan dengan pemikiran KHD yaitu pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia  baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya 

Sabtu, 17 Oktober 2020

Pendidik Dan Petani

 


Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mendapat keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan hanya satu "tuntunan" di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya, bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. 

Pendidik itu seperti petani yang menanam padi, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi misalnya memperbaiki kondisi tanah, memelihara padi,memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat menganggu dan lain sebagainya. Tetapi petani ia tidak dapat mengganti kodrat padi, tumbuh menjadi  jagung. Selain itu juga petani tidak dapat memelihara padi seperti caranya memelihara tanaman kedelai tentu berbeda cara.

Tuntunan pendidikan sangat diperlukan, sama halnya dengan tanaman memerlukan pemeliharaan pada tumbuh kembangnya. Misalnya sebulir jagung yang baik awalnya jatuh di tanah yang tidak  baik , kurang cahaya matahari dan air maka biji jagung yang awalnya dasarnya baik kalau tidak ada pemeliharaan maka biji jagung itu tidak akan tumbuh dengan baik karena pengaruh keadaan. Sebaliknya bulir jagung yang dasarnya tidak baik, akan tetapi dipelihara sebaik-baiknya oleh bapak tani, maka biji itu dapat tumbuh lebih baik daripada biji lainnya yang juga tidak baik dasarnya. 

Budi Pekerti

 

Menurut KHD, budi pekerti/watak/karakter adalah perpaduan gerak pikiran, perasaan dan kehendak/kemauan sehingga menimbulkan tenaga.

Budi pekerti juga perpaduan antara cipta(kognitif), karsa(afektif) sehingga menciptakan karya ( psikomotor). Contoh sedih atau bahagia adalah perpaduan cipta dan karsa .

Keluarga adalah tempat utama dan paling baik melatih pendidikan sosial dan karakter bagi anak, tempat sempurna melatih kecerdasan budi pekerti ( pembentukan watak individu). Keluarga adalah ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat, ruang untuk memberi teladan. Oleh sebab itu peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

 


KHD menegaskan didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad 21 dengan melihat kodrat anak sesungguhnya. Artinya pengaruh dari luar harus tetap disaring supaya tetap mengutamakan kearifan budaya lokal Indonesia  dan muatan konten pengetahuan yang diadopsi tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Dasar-Dasar Pendidikan

 

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya ( bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Ki Hadjar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau tukang kebun di lahan yng disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila ditempatkan di tanah subur dengan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik ( kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun bibit jagung yang disemai berkualitas namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Dalam proses menuntun,  anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

KHD mengingatkan  para pendidik untuk tetap terbuka namun waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. " waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir dan batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dulu". KHD menggunakan kata barang-barang sebagai simbol dari tersediannya hal-hal yang dapat  kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.   

Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

 


Ki Hadjar Dewantara membedakan kata pendidikan dan pengajaran. Pengajaran adalah proses dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Jadi, menurut KHD, pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya.

KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. 

Perjalanan Pendidikan Indonesia Dari Zaman Kolonia Hingga saat ini

Pada tahun 1854 beberapa bupati menginisiati untuk mendirikan sekolah-sekolah di Kabupaten tetapi hanya untuk menyiapkan calon-calon pegawai. 

Pada tahun yang sama lahirlah sekolah Bumiputera dan hanya memiliki 3 kelas. Rakyat hanya diajari membca, menulis, dan menghitung seperluny, hanya mendidik orang-orang pembantu dalam usaha dagang mereka.

Pemerintah Hindia Belanda memberikan kelonggaran kepada para calon dokter , mudir Jawa untuk mendapat pengajaran. Namun tahukah anda kenapa? 

Pada tahun 1920 lahirlah cita-cita baru untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Dan pada tahun 1922 lahiran Taman Siswa Yogyakarta. Sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.

Taman siswa ada sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas. Lalu apakah kita sudah merdeka.

Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak

 


PGP bertujuan meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:

1. Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi , berbagi dan kolaborasi.

2. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.

3. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan melibatkan orang tua.

4. Mengembangkan dan memimpin dalam upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan

5. Berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.


Kerangka Program Pendidikan Guru Penggerak


PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendamping yang berfokus pada kepemimpinan pembelajar agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Profil pelajar Pancasila adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong potong, berkebinekaan global, bernalar kritis dan mandiri.

Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran agar mampu menggerakkan komunitas belajar serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di satuan pendidikan.

Program Pendidikan Guru Penggerak



Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah RI berfokus pada pengembangan SDM melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta.

Filosofi "Merdeka Belajar" disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.

Guru Indonesia yang diharapkan mencirikan lima karakter Nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar,profesional, dan berorientasi pada peserta didik 

Program Guru Penggerak sejatinya mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru sebagai bagian dari kebijakan Merdeka belajar melalui pendidikan guru.

Jumat, 16 Oktober 2020

Buku Solo Perdanaku

 


Saya bersyukur kepada Tuhan, berterima kasih kepada Omjay dan Tim PGRI serta kepada Pak Brian dan penerbit . Sehingga buku solo ini dapat terbit.  

Tidak pernah terbayangkan bahwa pada akhirnya saya bisa memiliki buku solo. Bermula dari ikut grup Belajar Menulis saya, dan yang merupakan hari pertama saya memiliki blog. Melalui blog lah saya menulis sedikit demi sedikit dari isi buku saya. 

Saya ingin mengabadikan pelajaran menulis dari narasumber penulis yang hebat-hebat melalui  kuliah online Belajar Menulis.

Luar biasa mereka begitu memotivasi dan menginspirasi saya. Mereka adalah guru-guru hebat yang sangat sibuk tapi sempat untuk menulis. Bagaimana caranya....semua mereka ceritakan dan saya tulis dalam buku saya. 

Terima kasih saya ucapkan kepada  semuanya, selanjutnya saya juga mau menulis buku solo keberikutnya, dan mau mengajak siswa saya berkarya dalam buku antologi. 

Kemaren saya mendapat sertifikat Belajar Menulis. 




Jumat, 02 Oktober 2020

Kuliah Pertemuan 1 di S2 Pendidikan Biologi


Jumat, 2 Oktober 2020, adalah perkuliahan pertemuan pertama saya di Pascasarjana Pendidikan Biologi. Mengapa saya mengambil Pendidikan Biologi ? Karena saya mau memperdalam ilmu Biologi saya. Karena S1 saya dulu adalah pendidikan Fisika. Sementara mengajar SMP adalah IPA terpadu.  

Ada 6 mata kuliah dan 16 SKS semester 1 ini, yaitu analisis hasil Studi Internasional, biologi Fungsi, Struktur dan Perkembangan, biologi sel molekuler,filsafat ilmu, analisis studi kasus pendidikan Biologi.

Pertemuan 1, Bu Yula pada mata kuliah Analisis Studi Kasus langsung memberi tugas terstruktur dan tugas mandiri.

Harus langsung dikerjakan. Kalau tidak maka tugas akan menumpuk.

Tuhan sertai hambaMU ini untuk menyelesaikannya dan hidup menggenapi FirmanMU.

RINDU

Umai....

Serasa begitu cepat engkau pergi meninggalkan kami

Kepergianmu yang begitu tidak terduga

Kecelakaan mobil 23 Juli 2007 caramu untuk pulang kembali kepada Allah

Belum habis rasanya cerita antara kita

Belum puas rasanya kita ngobrol bersama

Dulu kami masih tinggal di rumah sewa.

Umai...sekarang anakmu sudah punya rumah sendiri, punya mobil dan usaha

Tapi Umai sudah tidak ada lagi....



Cetak sertifikat mailings

 1. Buat sertifikat di canva unduh pdf 2. Ubah pdf ke word 3. Siapkan dokumen Exel yang nama sekolah no 4  klik mailings 5. Pilih select rec...