Selasa, 27 Oktober 2020

Filosofi Ki Hadjar Dewantara

 


Kalau saya renungkan betapa berat tugas para pendidik pada zaman penjajahan dan setelah penjajahan. Baik dari segi kognitif, psikomotorik dan afektif.  Dengan mendapat pengalaman belajar yang dijalaninya, Ki Hadjar Dewantara menemukan pemikiran tentang pendidikan. Sebelum melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan dan akan saya lakukan ke depan. Mari bersama saya belajar apa sebenarnya filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Filosofi KHD

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.

Pendidikan dan kebudayaan adalah satu kesatuan yang utuh. Untuk mencapai kebudayaan yang kita mimpikan, peradaban yang kita cita-citakan, pendidikan adalah pondasinya. Tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pekerjaan kita bukan hanya untuk mengajar dan mendapat nilai siswa yang baik, tetapi pekerjaan kita adalah untuk membentuk peradaban. Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan.

Kedua, inti dari filsafat Ki Hadjar Dewantara adalah perubahan. Analogi yang tepat untuk menggambarkan filsafat KHD adalah seperti tata surya selalu bergerak tidak pernah berhenti dari waktu ke waktu. Karena itu bagi KHD, kebudayaan itu tidak boleh statis, tetapi dinamis. Dalam upaya pemeliharaan kebudayaan harus bergerak sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Jika kebudayaan itu terisolasi maka kebudayaan itu menuju kehancuran. Pendidikan itu juga harus berubah menjawab tuntutan zamannya. Karena kalau dalam tata surya itu, kalau planet itu berhenti maka akan terjadi kekacauan.

Dalam tata surya planet-planet tidak sama, ada keberagaman. Dalam melihat planet-planet ini, inilah yang kita lihat dalam kebudayaan dan pendidikan. Dalam kebudayaan tidak ada yang sama, jika kita melakukan pertukaran kebudayaan itu bukan untuk menyamakan tetapi untuk menguatkan identitas dari masing-masing kebudayaan. Dan kebudayaan itu terus berputar pada sumbu yang sama. Dimana sumbunya itu adalah nilai-nilai kemanusiaan. Dan ini adalah hal yang esensi dari kebudayaan yaitu nilai-nilai kemanusiaan .

Sama halnya dengan pendidikan, anak tidak pernah ada yang sama. Menurut KHD biarlah anak-anak itu tumbuh dengan keunikannya masing-masing. Sama seperti planet, planet Mars bergerak cepat, sedangkan planet Yupiter bergerak lambat. 

Lalu apa relevansi pemikiran KHD terhadap transformasi pendidikan. Filosofi KHD adalah tentang perubahan. Ada 3 kerangka perubahan KHD :

1. Kodrat Keadaan ( kodrat alam dan kodrat zaman)

Dalam melakukan perubahan kita harus melihat kodrat keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam terkait dengan keadaan dimana seseorang itu ada. Kalau daerah pertanian berbeda dengan daerah pegunungan, yang dua musim berbeda dengan daerah yang empat musim. Yang berikutnya adalah kodrat zaman, meskipun alamnya sama seperti daerah Bandung, Semarang, Jakarta dll tidak pernah sama dari waktu ke waktu. Jakarta tahun 1950 berbeda dengan 2020 dan akan berbeda dengan Jakarta tahun 2050. Masing-masing zaman memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Pada saat ini tantangan kita adalah bagaimana menjawab revolusi 4.0. 

2. Prinsip perubahan

Prinsip dalam melakukan perubahan. Ada azas Trikon ( kontinuitas, konvergensi, konsentris).  Menurut KHD dalam melakukan perubahan kita harus melakukan dialog kritis tentang sejarah. Kita harus menjaga nilai utama dari masyarakat kita harus berakar pada  identitas utama dari masyarakat kita . Walaupun harus selalu berubah sesuai tuntutan zaman, tetapi nilai esensi dari sebuah masyarakat harus tetap dijaga, harus tetap ada dialog kritis sehingga kontinuitas itu tetap terjaga. Dalam bergerak maju ke depan, kita tidak boleh lupa akan akar nilai budaya yang hakiki dari masyarakat.

Konvergensi. Maksudnya perubahan-perubahan yang kita lakukan itu harus menuju pada satu titik yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Konsentris.  Walaupun menuju sumbu yang sama, nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan harus menghargai keragaman dan kemerdekaan pemelajar, karena setiap orang berputar dan beredar sesuai orbitnya. Karena itu pendidikan harus menghargai keunikan, pendidikan itu harus memerdekakan. Biarlah anak-anak itu bergerak sesuai sumbunya dan orbitnya.

Menurut KHD, pendidik itu sama seperti petani. Petani banyak sekali memiliki bibit, ada bibit padi, jagung dan kedelai. Jangan pernah berharap bibit jagung tumbuh menjadi padi. Jangan pula memelihara jagung dengan ilmu memelihara padi. Masing-masing memiliki keragamannya dan itulah yang dihadapi pendidik.

3. Apa yang berubah?

Yang berubah disini adalah budi pekerti. Budi itu cipta, rasa dan karsa. Cipta itu pikiran, rasa itu perasaan dan karsa itu kemauan. Pekerti itu maksudnya tenaga atau raga. Dalam filosofi pendidikan KHD, ini harus seimbang terjadinya perubahan tersebut. Pendidikan itu harus holistik, harus seimbang. Kalau  pendidikan  ini  dapat kita lakukan dengan seimbang maka menurut KHD kita dapat mencapai kesempurnaan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan. Artinya akan lahir anak-anak dengan kebijaksanaan. Dan apabila terjadi ketidakseimbangan maka akan menghasilkan anak-anak yang langka terhadap kebijaksanaan.

Yang keberikutnya adalah keharusan untuk memandang anak dengan rasa hormat, berorientasi pada anak. Jadi apa tujuan pendidikan kita? Itu adalah murid. Semua yang kita lakukan harus berorientasi penuh pada murid. Sesuatu dengan azas KHD pada Taman Siswa, bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak. 

Bagaimana pembelajaran yang saya lakukan selama ini? Selama ini saya secara tidak langsung mengabaikan keragaman yang dimiliki siswa dalam hal pembelajaran secara klasikal. Padahal mereka memiliki keragaman  bakat dan minat, dan kecepatan menerima pelajaran.

Mestinya saya harus mengidentifikasi dulu kemampuan dan bakat mereka melalui tes awal setelah itu baru dilakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan hasil identifikasi tersebut.

Setelah mempelajari filosofi pendidikan KHD ini, saya menyadari bahwa peran saya sebagai guru sangat penting di dalam menyiapkan anak-anak yang penuh kebijaksanaan di masa yang akan datang, pekerjaan saya adalah membentuk peradaban dimasa yang akan datang, untuk anak-anak. tetap memiliki nilai- nilai kemanusiaan dan dapat menghadapi kodrat zamannya. Salam calon guru penggerak...salam bahagia


5 komentar:

  1. setuju, omjay juga suka dengan ajaran kihajar dewantoro yg banyak diambil negara lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ia Omjay, luar biasa ya Omjay pemikiran beliau.

      Hapus
    2. Ia Omjay, luar biasa ya Omjay pemikiran beliau.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Ia cak....keren. Filosofinya tdk akan pernah ketinggalan. Zaman

      Hapus

Cetak sertifikat mailings

 1. Buat sertifikat di canva unduh pdf 2. Ubah pdf ke word 3. Siapkan dokumen Exel yang nama sekolah no 4  klik mailings 5. Pilih select rec...