Sabtu, 30 Mei 2020

Pengalaman Mengajar di Tengah Pandemic

Siapa pernah menyangka kalau bangsa kita mengalami musibah global yaitu terserang virus covid-19. Sekolah kami menindaklanjuti surat dari Kadisdikbud Kab. Kapuas. Maka Kepala Sekolah kami Bapak  Kadeni, S.Pd, M.Pd mengadakan rapat dewan guru kami diperintahkan untuk membuat grup WA berdasarkan mapel dan kelas yang diajarkan. Saya mengajar 6 kelas jadi saya punya 6 grup WA bersama siswa dan wajib ada Kepala Sekolah di grup tersebut.
Saya berkeliling dari kelas ke kelas dan 99% siswa memiliki hp dan WA.  Kami menggunakan jadwal pelajaran yang sudah ada. Hari pertama saya mengajar dari rumah, ada keterlambatan karena proses perekaman video diulang-ulang karena ada kesalahan-kesalahan kecil. Tetapi PBM hari itu berjalan lancar. Hari berikutnya saya sudah persiapankan malam hari video materi dan soal-soal dan 15 menit sebelum jadwal sudah saya kirimkan ke grup.
Tidak ada kendala sebenarnya mengajar online dari rumah, hanya saja guru agak repot dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Bayangkan mereka terkadang mengumpulkan malam hari atau besok hari dengan alasan tidak ada kuata internet hp mereka. Jadi, guru kerja kerasnya di pelaporan hasil belajar mereka. Dilema sebenarnya bagi guru, karena ada beberapa siswa yang tidak mengumpul tugas, guru tidak tahu alasan mereka tidak mengumpul tugas. Apa karena malas atau habis kuata ? Dalam satu kelas ada 4 atau 5 orang yang tidak mengumpulkan tugasnya. Nah, itu dilema yang saya alami saat mengajar dari rumah. Kalau di tahun ajaran baru masih mengajar dari rumah....lebih baik minta no wa orang tua mereka. Karena tanpa dukungan orangtua, maka agak terkendala. Siswa ada yang tidak bertanggung jawab dalam mengumpulkan tugasnya. Tugasnya masih kategori soal mudah, tidak merepotkan hanya memerlukan kemauan mereka saja. Jadi tahun ajaran baru, saya akan mempunyai no wa orang tua mereka biar bisa konsultasi masalah anak-anak mereka. ( 30 Mei 2020) 

Kamis, 28 Mei 2020

Menjadi Guru itu Menyenangkan

Guru adalah profesi yang tidak asing bagiku, karena orang tua dan keluarga besarku adalah guru. Dulu menjadi guru adalah pilihan ketigaku. Karena pilihan pertama mau jadi Pendeta, pilihan kedua mau jadi perawat. Pilihan ketiga menjadi guru, karena guru Fisika SMA ku, berhasil membuatku menyukai Fisika melebihi Matematika. Fisika adalah mapel terpavoritku waktu SMA karena pak Guru ku selalu memberi kesempatan dan apresiasinya untuk kami. Kemampuan dan kerja keras belajar saya terasa diperhatikan. Itulah sedikit cerita kenapa menjadi guru Fisika.
Setelah 17 tahun menjadi seorang guru....saya tidak menyesal, saya suka menjadi guru. Yang menyenangkan menjadi seorang guru adalah bukan hanya bisa berbagi ilmu pengetahuan,tetapi bisa berbagi cerita dengan siswa. Yang menyenangkan adalah tugas2 diluar PBM. Saat pembimbingan lomba, kegiatan OSIS, dan kebersamaan yang kami lalui sehari-hari. Tanpa menjalin kedekatan dengan mereka, tentu kedatangan ke sekolah menjadi hambar, tidak menyenangkan. Proses mendidiknya yang menyenangkan. Saya paling suka melihat senyum bangga di wajah mereka. Dalam kelas, saya memuji mereka supaya percaya diri mereka tumbuh. Saya terkadang merasa pelajaran saya memang materi sulit, tidak tega melihat mereka yang bukan bakatnya disitu memaksakan diri untuk bisa. Saya turunkan tingkat kesulitan, tapi standar soal UN sudah ada, Syukurlah UN sudah berakhir sehingga saya bisa sedikit lega. 
Jadi, menjadi guru adalah menyenangkan jika kita menjalin kedekatan dengan siswa, kita bergaul dengan mereka. Mereka perlu perhatian dari guru- guru mereka, dan itu ampuh untuk pembentukan karakter mereka. Terima kasih. 

Cetak sertifikat mailings

 1. Buat sertifikat di canva unduh pdf 2. Ubah pdf ke word 3. Siapkan dokumen Exel yang nama sekolah no 4  klik mailings 5. Pilih select rec...