“Tugas kepemimpinan adalah menciptakan keselarasan kekuatan, dengan cara yang membuat kelemahan suatu sistem menjadi tidak relevan.”
Peter F. Drucker
Hattie & Timperley (2007) menyatakan bahwa umpan balik adalah salah satu hal yang paling kuat pengaruhnya dalam pencapaian dan pembelajaran, walaupun dampak dari umpan balik bisa saja positif ataupun negatif. Guru harus belajar bagaimana memberikan umpan balik yang efektif agar membantu muridnya belajar dan bertumbuh merdeka
Hattie & Timperley merekomendasikan, model umpan balik yang efektif baiknya mengakomodasi tiga kaitan berikut:
1)
Terkait
pencapaian tujuan dan kualitas penyelesaian tugas (Where am I going?)
2)
Terkait
upaya dan proses penyelesaian tugas (How
am I going?)
3)
Terkait
target peningkatan diri selanjutnya (Where
to next?)
Umpan
balik yang mempertimbangkan ketiga kaitan tersebut akan meningkatkan pencapaian
pembelajaran dan mempersempit perbedaan jarak antara apa yang dipahami dan apa
yang seharusnya dipahami. Umpan balik dapat meningkatkan upaya,
motivasi, atau keterlibatan dalam mempersempit jarak perbedaan tersebut,
sekaligus memantik proses pencarian jalan yang dapat membantu memahami apa yang
seharusnya dipahami (Hattie & Timperley, 2007).
Berikut ini adalah Gambar Model Umpan Balik untuk Meningkatkan
Pembelajaran (Hattie &Timperley, 2007, p.87)
Hattie & Timperley (2007) juga menyatakan bahwa ada empat level fokus suatu umpan balik:
(1) fokus pada kualitas tugas,
(2) fokus pada proses penyelesaian
tugas,
(3) fokus pada regulasi diri,
(4) fokus pada personal.
Mereka mengatakan umpan balik yang fokus pada personal adalah yang paling sukar dipastikan efektifitasnya.
Umpan balik yang dibuat dengan mengarahkan murid dari level fokus-pada-tugas ke fokus-pada-proses, kemudian ke fokus-pada-regulasi diri adalah urutan yang paling efektif. Terlalu banyak umpan balik dalam suatu level dapat mengurangi peningkatan kinerja (Hattie & Timperley, 2007). Umpan balik yang efektif akan:
- membahas tujuan dari tugas yang diberikan
- mengarahkan perhatian pada elemen positif dari suatu unjuk kerja
- memberikan informasi tentang seberapa baik tugas telah dilakukan dan seberapa efektif tugas telah dikerjakan
- menyertakan kritik yang membangun melalui saran-saran yang dapat memprovokasi peningkatan kualitas unjuk kerja
- mengacu
pada perbaikan kinerja, bandingkan upaya demi
upaya
- mendorong perbaikan proses belajar yang diperlukan untuk memahami dan menyelesaikan tugas
- mencakup unsur penilaian diri (dan penilaian sejawat) sebagai bagian dari proses untuk mendorong kemandirian dan tanggung jawab
- menginspirasi bagaimana penyelesaian tugas dapat direncanakan, dimonitor
dan dikelola dengan strategi/pendekatan tertentu (AITSL, n.d., p.8).
( sumber : Modul 1.3 visi guru penggerak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar